Senin, 08 Januari 2018

Tentang sahabat…



Tentang sahabat… 

Lalu, aku bertemu kamu dan memelukmu hingga kau mendorongku dan aku terjatuh. dan akupun menangis tersedu-sedu. Namun, kurasa kau tak mendengarnya. Kau seolah meludahi wajah ini dan kau pun pergi bersamanya. Jauh. Hingga saat aku bangkit dan mencoba mengejarmu kau telah tiada. Kurasa kau berlari. Kurasa… Lalu apa? Tiada.. aku pergi dan berlalu. Begitu pula denganmu. Pahit.
--
11 tahun yang lalu…
Seorang gadis kecil dengan gaun selutut dan kunciran seperti pohon kelapa lengkap dengan ingus yang memenuhi hidung dan pipi yang sudah basah kuyub dengan tumpahan air mata meraung-raung di depan sebuah rumah kecil yang baru saja di tinggal penghuninya. Ya, gadis kecil itu adalah aku.. aku menangis mengingat kepergian salah seorang sahabatku yang juga penghuni rumah ini.. sahabat ku. Sahabat yang begitu manis. Kurasa. Saat itu aku tampak seperti gadis tolol yang diolok-olok oleh kakakku yang super munafik!
“BUKAN KAH KAU AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA JIKA KAU KEHILANGAN SAHABATMU? LALU PANTAS KAH KAU MENGOLOK-OLOKKU? SIAPAKAH KAU?” tanya ku penuh amarah saat ia kembali mengolooku di suatu kesempatan.
“dengar ya adikku yang manis.. aku tidak akan melakukan hal yang sama jika kehilangan sahabatku. Karena hal itu hanya akan dilakukan oleh orang tolol! Dan orang itu adalah kau! Daan kau sebutkan dia sahabat mu? Mungkin kau merasakannya.. tapi ia? Belum tentu! Dan aku sangat pantas mengolok-olok mu. Karena memang semua gadis tolol bernasib serupa berakhir dengan olok-olokan tajam! Mengerti? Dan kau bertanya siapa aku? Aku kakak mu? KAKAK MU! Yang kelak akan menjadi penguasa dunia ini! Paham? Jadi jangan macam-macam padaku.” Jawabnya mantab diiringi dengan tawa super renyahnya.. aku pun memilih pergi dan tak ikut gila dengan kakak ku yang katanya calon penguasa dunia itu..
--
12 tahun yang lalu..
“hmm, kamu mau kemana?” tanyaku penuh curiga.
“tak ada.” Jawabmu lalu meninggalkan ku sendirian. Sepi. Kau pergi meninggalkanku tanpa pesan maupun alasan. Pahit.
--
2 tahun kemudian…
“bisakah kau datang?” tanya seorang wanita padaku suatu siang.
“untuk apa? Untuk dicerca? Tidak akan!” jawabku tak sudi
“tidak. Aku berjanji. Aku ingin menunjukan mu sesuatu. Tolonglah.. maafkan adikku. Agar ia tenang di sana.”
“baiklah tapi tak lama..” jawabku ketus.
Aku pergi mengikutinya ke tempat yang tak jauh dari rumah ku. Tempat peristirahatan terakhir sahabatku yang menghianati ku dengan sadarnya.
“ini..” ujar seorang wanita muda
“apa ini?” tanyaku sambil melihat buku kecil usang.
“titipan dari adikku. Maaf aku harus pergi..” jawabmu sambil berlalu meninggalkanku.
Ku baca buku itu satu persatu tergambar bagaimana perasaan mu selama ini. Perasaan cinta mu padaku yang selama ini sangat ingin ku balas. Rasa bersalahmu yang telah membuatmu menangis. Dan leukemia yang sselalu menggerogoti tubuhmu hingga kau harus pergi.
“maaf kan aku yang tak menyadari semua ini sejak dahulu.. bawalah cintaku ini pergi. Sampai jumpa dikehidupan selanjutnya. “ ujar ku sedih bersamaan dengan menetesnya airmata ini di pusaranmu.
‘aku hanya tak ingin kau turut menderita. Cukup aku saja’ kalimat terakhir buku itu membuatku merasa sangat berdosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VC 7 POSTTEST : MASALAH KONKURENS

a. Jelaskan 2 metode untuk menjamin SERIALIZABILITY b. Pada Metode Locking  untuk transaksi terus menahan suatu kunci sampai dilepaskan s...