First and The Last
Gue tara cewek kelas 11 sma yang terbilang
popular disekolah gue. satu Bunda Kasih-nama sekolah gue- dari sd sampai SMA
pasti udah tau siapa itu Tara Anindita. Itu berdasarkan survey yang dilakukan
sama anggota mading yang begitu baik.
Hari ini tim cherrleader gue akan
ikut event di salah satu SMA negeri yang lokasinya ga begitu jauh dari sekolah
gue. Hadiah yang ditawarkan memang terbilang ‘Wow!’ Gue berusaha tampil sebaik
mungkin begitu pula leader lainnya. Kalau Cuma musuh-musuh kelas bawang sih
gampang,mungkin banget sekolah gue jadi juara satu. Tapi si tuan rumah ini
,loh! Team cherrleadernya itu saingan berat sekolah gue. tiap event itu yang
menang kalau ga sekolah gue ya sekolah ini. Tapi, gue lagi mengalami dilema
karena salah satu murid sekolah ini adalah Leo,kapten basket,sekaligus cowok
gue. jadi gue harus ngedukung dua sekolah, itu pun secara diam-diam kalau ga
gue bisa disangka penghianat dan di bullying abis-abisan sama senior gue yang
anti banget sama namanya SMA Budi Pekerti
***
“dan Inilah saat yang ditunggu tunggu,
juara tiga diraih oleh SMA global agustus” ucap prensenter sekaligus panitia
itu dan diikuti oleh seruan dan tepuk tangan penonton
“juara dua oleh SMA Budi
Pekerti” tepuk tangan penonton lebih riuh dan semangat lagi. Kali ini jantung
kami berdegap tak menentu, kami deg-degan terutama gue. kalau sempat kali ini
gue kalah maka gue akan say goodbye to perlombaan cherrs tingkat
kotamadya yang akan dilangsungkan bulandepan
“dan juara satu diraih
oleh SMA BUNDA KASIH” seolah-olah diperintahkan seluruh penonton berdiri dan
bertepuk tangan. Piala pun di berikan oleh tim panitia kepada para pemenang.
Setelah itu gue fokus untuk latihan yah
buat perlombaan bulan depan.
***
‘nomor yang anda tuju sedang diluar
jangkauan…’gue memutuskan ga mendengarkan ocehan mbak-mbak operatornya lagi dan
mematikan sambungan telepon itu, “ih kok ga diangkat sih?!?” keluh gue.
“kenape cin?”
tiba-tiba,siska datang menghampiriku
“ga tau,nih. Si Leo
hapenya sibuk terus.” Ujarku sebal
“jangan-jangan…” Siska
memasang tampang mengerikan
“jangan-jangan apa?”
mataku mendelik, “ga usah mikir yang macem-macem deh!”
“ oh ya udah, tapi gue
udah ngingetin lo ya.” Lalu Siska menyeringai
“iya,bu,iya!” aku
mengangguk-angguk seperti anak yang patuh
“udah ya Tar,gue balik
dulu,bye!” Ujar Siska saat ia meraih handle pintu dan meninggalkan aku yang
terduduk di sofa kamarku.
Siska pulang,gue sendiri. Tapi kadang ada
benernya juga sih anak itu ya, cewek mana yang ga curiga kalau cowoknya itu
udah satu minggu ga ngehubungin dia? Siska.. Siska.. bikin galau aja.
Keesokan harinya…
‘keep on dance till the world ends..’ suara si
cantik Britney menyeruak dari hape gue
“Siska,” desahku saat menatap display
hapeku.
“ada apa sih Sis? Masih pagi-pagi buta
udah nelpon? Ngantuk tau!” ucap gue dengan nyawa yang belum sepenuhnya
terkumpul
“Tara.. Kevin selingkuh” jawab siska
dengan napas tersengah-sengah
“what?!?!” gue kaget banget sumpah! Mataku
yang tadinya hanya 5 watt langsung terbelalak!
“cowok sejelek itu siapa yang mau?!” Tanya
gue geram
“Chika! Leader cherrs bebuyutan kita!”
ujarnya terisak
“hah?!? Chika?! Labrak aja tuh anak!” aku
mulai berapi-api
“jangan tar, kalau kita ngelabrak dia. Apa
bedanya kita sama dia? Kejahatan ga harus dibalas dengan kejahatan,kan? Gue
Cuma mau curhat sama lo” dari suaranya terdengar jelas bahwa Siska sedang
menangis dengan nada frustasi.
“oh,lo terlalu baik Sis, udah ya. Gimana
kalau ntar sore kita ke jalan. Sekalian refreshing.”saranku
“Boleh! Ke semanggi yuk!” suara Siska
sudah lebih terdengar tenang.
“ayuk, jam 4 ya.”ujarku semangat.
“ok.”
***
Jam 4…
“sis,makan dulu yuk. Cacing di perut gue
udah pada ngambek ,nih!” ujarku sambil nyengir
“ayuk.”
Kami pun menuju ke salah satu restorant wara laba cepat saji di semanggi itu.
“lo yang antre yang,
sis. Gue mau duduk pegel nih, parises.” Ucap gue sambil nunjuk kearah kaki gue
yang uratnya mulai keluar.
“hahahahaha, makanya
jangan pake high heels neng!” siska emang Cuma pake sepatu flat putih yang
menurut gue engga banget
“udah lah cepet!” ujarku
saat mukaku mulai memerah karena malu.
Cukup lama juga siska ngantre,antreannya
juga cukup panjang. Tiba-tiba gue teringat Leo dan jadi galau gini.
“andai matahari bisa
ngomong,dia pasti udah ngasih tau dimana kamu sekarang, Leo I very miss you.”
Ya ampun ngapain gue nge-galau-in si Leo yang kabarnya enggak ada sama sekali.
Entah kemana. Mending gue lihat-lihat sekitar deh.
Tiba-tiba ada seorang cowok yang lewat.
Kayaknya, kok, kayaknya, kok MIRIP LEO?!?!?!?! Gue ngucek mata gue, khawatir
mata gue udah rabun. Eh bener itu leo, bareng.. bareng “lila?” desah gue. lila
ketua cherrs SMA Budi Pekerti! Jantung gue seolah berhenti berdetak. Mau mati.
Kalau gue sempet bener-bener lupa bernafas maka gue akan benar-benar mati!
tanpa bak bik buk gue ngelepas highheels gue dan melangkah nyeker ke
arah Leo – dan LILA!-
‘prokprokprok’ gue bertepuk tangan seru
“oh,jadi sejak hari itu lo ga ada kabar,
karena si cewek jalang ini? Bagus! Bagus banget!” emosi gue bener-benar udah
ada di puncaknya!
“jalang kata lo? Apa maksud lo hah?!?!”
Mata Lila terbelalak.
“gue ceweknya dia! Dan lo siapa?!” seru
gue berapi-api.
“lo ceweknya dia? Jangan mimpi! Lo sama
dia udah putus sebulan yang lalu kan? Udah lah,Tar! Move on! Move on! Masih
banyak cowok lain selain Leo,kan?” kali ini bener-benar nyesek! Leo ga mampu
ngomong apa-apa. Lila ngedorong gue, mungkin kalau high heels itu masih ada di
kaki gue mungkin gue udah jatuh! Beruntung banget gue.
Tiba-tiba siska datang membawa makanan, SISKA
terperangah, antara bingung dan marah.
“gue? putus sama dia? Kapan! Kapan?!?!”
tanya gue, mata gue mendelik kearah siska.
“alah lo jangan sok
deh!” siska menyeringai.
“udah lil,kita pulang
aja!” kali ini Leo angkat suara. Saat mereka mau berbalik gue tarik tangan
lila, memutar pergelangan tangannya dengan penuh emosi. Emosi gue
meledak-ledak!
“lepasin!”
Spontan gue ngambil soft drink yang
ada di baki yang di pegang erat oleh siska dan menyiramnya ke Leo dan mengambil
satu lagi dan menyiramnya ke Lila.
“eh apa maksud lo?” kali
ini tangan Lila terbang dan hampir saja menampar gue, tapi, tangan itu ga
keburu sampai ke pipi gue, ada yang menahannya. Bukan siska, tangannya penuh
dengan baki yang sama sekali belum diletakkannya di Meja! Gue melihat ke atas
itu Leo,cowok yang udah ngeduain gue dengan cewek yang jauh banget di bawah
gue!
“leo, lo kenapa ngebelain dia? Gue cewek
lo! Bukan dia! “
“sorry,Lil. Gue ga bisa
jadian sama cewek ringan tangan kayak lo. Kita putus, dan sorry gue sama
dia emang belum putus.”
‘pak!’ tamparan melayang
ke pipi Leo bukan dari gue, tapi Lila,seolah malu Lila pulang dengan baju basah
kuyub. Mukanya memerah. Malu!
‘pak’ sekali lagi pipi
Leo di hujani oleh tamparan, kali ini dari gue, pipinya memerah.
“gapapa,tar. Tampar aja
sampai lo puas, gue emang salah udah ngeduain lo.gue minta maaf, kita belum
putus,kan?” Semua orang memandang kearah kami, mungkin mereka mengira ini
adalah TONTONAN GRATIS!
“BELUM!”
jawab gue masih dengan Emosi, Leo keliatan sumringah
“tapi itu tadi, sekarang
gue minta KITA PUTUS.” Gue berbalik diikuti oleh oleh siska.
“tar, tunggu, ini ga
bisa.” Leo ngejar gue, langkah kaki gue dan siska semkin cepat, tapi tetap aja
kalah cepat dengan langkah kaki LEO. “TAR, maafin gue” Leo bersujud di depan
gue
“Leo,ga lucu. Diri!”
“gue ga akan diri
sebelum lo maafin.”
“okey, lo gue maafin
tapi sorry kita ga bisa balikan.” Gue ngangkat leo
“tapi, kenapa , Tar?
Kasih gue kesempatan.”
“ga ada kesempatan lagi,
lo udah nyia-nyiain kesempatan yang waktu itu gue kasih, gue tau kok lo juga
jadian sama Denna kan? Gue maafin lo kok, tapi sayangnya lo kembali nyia-nyiain
kesempatan gue, sorry.” Gue duduk menyantap makanan gue dan Siska, leo
pulang dia ga bisa ngomong apapun.
“sabar ya,Tar”
“alah
ga papa kali sis.” Gue menghapus air mata dan berlagak sok kuat di depan
siska, gue ga pengen dia khawatir.
2bulan kemudian..
Sejak kejadiaan di semanggi itu gue putus contact
sama Leo, gue juga ga mau ke semanggi. Lagi. Gue ga mau luka lama gue
kembali terurai, lomba cherrs itu udah berlalu sebulan yang lalu, dan sekolah
gue keluar sebagai juara umum dan kemarin baru aja lomba tingkat provinsi, tapi
sayangnya sekolah gue Cuma keluar sebagai juara dua! Tapi sekolah gue tetap
bisa ikut lomba chers tingkat nasional yang diadakan bulan depan, gue tetap
lantihan keras, malah lebih keras dari biasanya. Gue cuma berusaha menyibukkan
diri buat ngelupain leo, walau nama itu masih terukir di hati dan ingatan gue.
sekarang gue harus fokus,fokus,fokus.
“hai tar? Lagi apa? Ngelamun ya? Hati-hati
kesamber deh!” gurau-an siska mengagetkan ku
“apaan deh,sis? Siapa juga yang ngelamun.
Ada apa lo datang pagi-pagi?”
“eh,lo tau Nathan ga?”
“Nathan.. Nathan.. yang
ketua tim basket SMA bint*ng ya? Kenapa?”
“lo kan tau gue sama
Nia,kembarannya itu cukup akrab”
“hah,terus?”
“si Nathan kan jomblo.
Lo sama dia aja..”
“caranya…” kali ini gue
tertarik, dari pada gue tenggelam dalam ingatan akan Leo, mending gue cari yang
baru kan? “tapi lo mau ga?”
“mau banget.. dia kan
keren..”
“ntar deh gampang!”
“okey, ntar kalau gue
jadian sama dia lo gue traktir makan bakso deh, tapi kalau gue ga jadian sama
dia, lo yang traktir gue?”
“okey,fine”
2 minggu kemudian
‘trettrettret’ sms masuk
Dari : siska
Nathan,ngajak
ketemuan,lo mau kan ntar sore? Di 7-eleven saharjo ya. Jam 4
Untuk : siska
‘Ok’
Jam 4 itu kita Cuma ngobrol-ngobrol ga ada
niat kayaknya Nathan mau nembak gue, dia orangnya fun dan enjoy
kok, si nia kembarannya baik banget.
“eh, Tar. No hape lo berapa?”
“duh, gue ga hapal lagi. Hape gue
ketinggalan”
“tenang,gue bawa hape kok” kali ini siska
nimbrung dan nyebutin no gue
“okey, ya udah ya, gue pulang dulu,bye.”
“bye”
kami pun pulang ninggalin Nathan dan nia. Gue benar-benar nge-fly tadi
“mana? Dia ga nembak gue kok,sis!”
“aelah ngebet banget cin! Dia lagi Pdkt
kali. Buktinya tadi dia minta no hape lo kan?”
“iya sih.”
“udah lah bentar lagi paling.” Siska
pulang ninggalin gue sendiri di 7-eleven, gue juga pulang
Malamnya Nathan sms gue.
terus,terus,terus. Sampai jempol gue bengkak keseringan balas SMS dari Nathan.
1 minggu kemudian..
‘keep on dance till the
world ends’ telepon masuk gue kira dari Nathan
ternyata siska.
“gimana udah ada perkembangan?”
“belum”
“oh ya udah. Bye”
“bye”
‘Trenttrentrent’
Dari : Nathan
Eh entar sabtu malam ada
acara ga?
Untuk : Nathan
Engga. Kenapa?
Dari : Nathan
Café Mawar jam 7 bisa?
Untuk : Nathan
Bisa.
Dari : Nathan
Okey, ditunggu ya , tar.
Untuk Nathan
Oke
Jam 7 di Café Mawar gue sengaja ga ngajak
siska, mana tau ntar nathan nembak gue, bener aja. Nia ga ikut, Nathan sendiri,
rapi banget.
“Tar,” tiba-tiba Nathan megang tangan gue,
gue narik tangan gue
“sorry,” ucap Nathan sopan
“tar, lo mau ga jadi cewek gue?” tanyanya
terbata
“gue ga maksa lo jawab sekarang.”lanjutnya
kemudian, “kapanpun lo mau hati gue terbuka buat lo.”
“Ga perlu, Nath. Gue bisa jawab sekarang.”
Aku terdiam sejenak, “iya.” Gue jawab mantap tanpa
keraguan sedikitpun. Nathan tersenyum sumringah.
Semua kembali seperti
dulu,hangat dan bahagia, ga ada keluhan. Gue dan Nathan ngobrol-ngobrol. About
anything, Nathan nganter gue pulang,sampai depan pagar. Karena udah malam
Nathan ga masuk.
“bye,honey.”
“bye Nathan,”
Seperti yang gue janjiin gue nraktir siska
makan bakso sepuasnyaaa dan gila aja siska makan bakso ampe empat mangkok,
bolong deh dompet gue.
“selamat ya tar,”
“tanpa lo ini ga bakal
ada kali,sis”
“hahahaha”
Kepada : prince Nathan
Thanks,nath, I love you,
very much ;)
Dari : prince Nathan
Your welcome,princess tara.
;)
About my heart and my
love to Nathan is honestly, not about broken heart from leo. But, thanks to
siska and nia yang udah jadi mak comblang, dan thanks buat lila and leo, tanpa
kalian berdua gue juga ga akan nemuin sayang gue ke Nathan. Yang lebih besar
dari jaya wijaya dan lebih berkilat dari berlian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar