Angbao Imlek Itu
IMLEK TAHUN INI
pagi itu, pagi saat Semua warga keturunan
chinese berkunjung kerumah saudara mereka dan membagikan-bagikan amplop bewarna
merah menyala terang, Nlei, hanya duduk di depan pintu,menunggu ibunya yang
sedang mengemas kue-kue keranjang itu dengan apik. "ei, antar kue-kue ini
kealamat yang sudah ibu tulis ya sayang," ucap ibu lembut pada anak
satu-satunya itu.."siap,maa" ujar Nlei seraya berdiri dan pergi..
"kasihan anak itu..." ucap ibu pada dirinya sendiri saat Nlei sudah
mulai jauh
****
"waaah, terimakasih Nlei, kue nya
tepat seperti pesanan engkong, ini uangnya, titip salam untuk mama ya,ei."
ucap seorang kakek,pemesan terakhir kue keranjang ibu "iya engkong, nanti
ei sampaikan, makasih ya engkong. ei pulang dulu." ujar Nlei seraya
berlalu "beruntung sekali ibunya memiliki anak seperti dia" ujar
kakek tua itu saat Nlei sudah mulai menjauh
***
"maaa, maamaa, Ei pulang, ini uangnya
dua ratus ribu rupiah," ucap Ei seraya merogoh sakunya..
"oh,ya, ma, tadi engkong sali titip
salam, dan ini.." ei merogoh sakunya lebih dalam lagi
"ini mah angbao yang Ei dapat. tapi
kenapa hanya 2? sebelumnya bukankah lebih banyak?" tanya nlei pada sang
ibu
"Ei sayang, angbao ini untuk Ei saja
ya, tapi Ei tetap harus bersyukur karena Ei masih dapat merasakan suka cita
imlek dan memperoleh dua buah yang amplop manis ini... banyak loh teman-teman
diluar yang tidak dapat merayakan imlek.. karena kekurangan biaya, bahkan mereka
sama sekali tidak mendapat angbao."
"benarkah ma? ma baik sekali,,
terimakasih yaa, terimakasih pula ma telah mengingatkan aku untuk bersyukur, ya
sudah ei belajar dulu,ma" ucap ei seraya masuk ke kamar.
."andai baba masih ada pasti nlei
tidak akan seperti ini.."gumam Mama
IMLEK 3 TAHUN LALU
"ma, baba jadi pulang hari ini?"
"ya,sayang,ya"
"poss,poss," suara pak pos
menyeringai masuk..dengan balutan pakaian bewarna oren
"iya
sebentar.." seru ibu sambil melangkah kedepan
"ini tolong tanda
tangan di sini, kiriman dari pak cian"
"terimakasih
pak," ucap ibu setelah menandatangin di tempat yang diminta
"ei,nlei, ada
kiriman dari baba"
"kiriman? mengapa
baba mengirimnya? bukankah baba berjanji datang?"
wajah ibu mulai bingung, 'apa yang harus
kulakukan?' ujar ibu dalam hati
"marilah kita buka
dahulu kiriman ini nak"
kiriman itu berisi 2 amplop kecil dan 2
baju cina bewarna merah kuning yang indah
"coba lah dulu
pakaian yang diberikan baba padamu,ei"
"nanti saja ma, aku
harus membaca surat dari baba"
'untuk anak ku yang
kusayang,Nlei. Nlei berhentilah berharap karena baba tak pulang untuk imlek
tahun ini,seperti tahun sebelumnya, uang baba belum cukup.. jujur baba sangat
merindukan mu nak, lalu apakah kau sudah mencoba baju yang baba beri?
cantikkah? baba yakin kau akan tampak lebih cantik saat mengenakannya. Nlei
baba tak tahu kapan baba kembali.. berdoalah agar uang baba segera cukup untuk
baba kembali ke sana sayang, jujur baba sangat merindukan kalian, Ei perlu kau
ketahui baba tidak lah punya uang banyak disini, maka dari itu Ei, ayah hanya
mampu memberikan kau sedikit angbao, maafkan baba yang tidak bisa menjadi baba
yang baik..
salam hangat penuh
kasih, -baba...'
air mata EI menetes membaca surat pendek
itu
"baba, tak jadi
pulang,ma.. Baba hanya menitipkan fotonya,baju ini,dan angbao ini! aku tak
butuh barang-barang ini aku butuh baba,ma!" air mata Ei tumpah ruah,
"sabarlah nak, baba
pasti pulang" Ei berdiri dan meninggalkan ibunya yang terpaku, sang ibu
meraih amplop surat yang dibarikan baba untuknya
'kepada.. istriku
tercinta,
maaf aku tak bisa kembali, sekarang, aku tak tau kapan
akan kembali jujur aku menyanyangi mu dan anak kita,Nlei. bisakah kau
kirim fotonya untukku? kealamat yang tertera diamplop ini? aku sangat ingin
melihat foto terbaru kalian,, mohon pula kau ketahui aku telah memiliki istri
disini. ia adalah majikan ku terdahulu, ia sangat baik padaku, ia pula yang
membelikan baju - baju ini, mohon simpan baju inii, sebagai tanda kasih
ku..salam manis penuh sayang, suami mu.'
ibu seperti kehabisan kata-kata, hatinya
seperti disayat-sayat belati , pahit sakit sekalii...
"andai kau tau kami
butuh kau, bukan apapun, kembalilah,kami selalu disini.." ujar ibu lalu
pahit.
***
“Jangan melamun!” Suara
Chikong-tetangga Nlei- menyadarkan Mama dari angannya. Ia melangkah kedapur
dengan wajah sendu. Bayangan akan masa pahit itu selal terbayang. Ia merindukan
sosok suaminya yang dirindukannya. Tapi, itu hanya keinginan. Hanya mujizat
yang dapat membuat impian itu jadi kenyataan. Mama berdiri dengan tegak.
“Tanpamu, hidup ini
harus terus berjalan.” Gumam Mama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar